Wednesday, April 1, 2020

Tips Menjaga Kesehatan Mental dan Produktivitas selama Bekerja dari Rumah

Tips Menjaga Kesehatan Mental dan Produktivitas
Makin hari makin banyak perusahaan-perusahaan besar yang memilih untuk menerapkan kebijakan "remote working" atau "work from home" bagi para karyawannya. Opsi ini nggak bisa dihindari lagi mengingat laju persebaran virus Korona yang makin menjadi-jadi.

Dan, sebagai bagian dari para pekerja dari rumah tersebut, teman-teman mungkin membayangkan gimana caranya supaya kesehatan mental kamu bisa senantiasa terjaga selama menjalani masa-masa working from home.

Sejauh ini, saya yakin teman-teman ngeh dengan seberapa stresnya kita akibat dari kekacauan dan kepanikan yang ditimbulkan oleh pandemi ini.

Dan, seolah segala keriweuhan ini masih belum cukup untuk membuat kita terpuruk, muncul sederet agenda lain yang merongrong menuntut perhatian kita: tanggung jawab pekerjaan di kantor, kewajiban bayar tagihan listrik dan sewa kontrakan yang menghadang di depan mata, dan sederet pemicu stres lainnya.

Kabar buruknya, dengan semakin membesarnya angka pasien positif terjangkit Coronavirus seiring berjalannya waktu, sepertinya semakin lama pula kita harus betah berjibaku dengan rutinitas baru ini sebagai pekerja remote.

Nih, saya bagi secuil rahasia dari saya, ya (yang notabene sudah memiliki pengalaman bekerja dari rumah selama kurang lebih setengah tahun): skema ini nyatanya NGGAK SEASIK dan SEKEREN yang orang-orang bayangkan, Gengs!

Nyatanya, bekerja dari rumah bisa jadi lebih rumit daripada kelihatannya, lho 😢

Ada hari-hari ketika saya kesulitan memusatkan perhatian sepenuhnya untuk pekerjaan karena interupsi dari anggota keluarga tiap sepuluh detik sekali.

Atau, saya terpaksa melakukan multi-tasking antara membalas e-mail masuk dari para klien dan melakukan beberapa pekerjaan rumah tangga (nyuci baju, bersih-bersih kamar, de-el-el) di saat yang bersamaan.

Rempong, cyiiin! *tepok jidat*

Eits, tapi bukan berarti kalau yang namanya bekerja-dari-rumah itu nggak memiliki sisi menariknya sama sekali, ya.

Pertama, saya bisa bekerja dengan nyaman dari dalam kamar tidur saya sambil cuma mengenakan kaos butut dan celana belel aja, lho! 😄

Ditambah lagi, saya nggak perlu capek-capek berkejaran dengan jadwal bus atau kereta, apalagi menghabiskan banyak waktu di perjalanan karena kemacetan yang bikin sumpek.

Tapi, semua sisi positif dari work from home ini hanya bisa saya dapetin kalau saya betul-betul niat dalam menjalaninya.

Teman-teman penasaran gimana caranya supaya tetap fokus dan produktif selagi bekerja dari rumah? Intip tips ciamik-nya di bawah ini, ya.

Hindari bekerja di tempat tidur

Jujur, saya nggak selalu patuh terhadap aturan yang satu ini (duh, siapa sih yang benar-benar bisa menahan godaan kasur?).

Terkadang begitu saya bangun, saya bisa langsung merasakan lonjakan semangat yang menggebu-gebu untuk menulis satu-dua artikel dalam sekali duduk.

Tapi, ada juga saat-saat ketika saya enggan bangkit sama sekali dari my sweet and precious bed.

Alhasil, saya pun bekerja dari atas kasur (seriously!). Dan nggak lama kemudian saya pun ... mengantuk lagi setelah mencoba melek selama kurang lebih ㅡ 30 menit! 😂

Nah, inilah sebabnya mengapa penting untuk sebisa mungkin menghindari bekerja di tempat tidur. Alih-alih, lebih baik kalau teman-teman beranjak dari ranjang dan segera rapikan kasur. Yaaah, kurang lebih sama kok seperti bagaimana kita mengawali hari kita sebagaimana biasanya 😊

Sekali lagi, ingat: buang jauh-jauh keinginan untuk bekerja dari kamar tidur, kecuali kalau memang itu adalah satu-satunya tempat di mana teman-teman bisa mendapatkan ketenangan dan privasi.

Toh, kalaupun terpaksa harus bekerja di atas ranjang, saya sarankan supaya teman-teman menjadi sedikit lebih kreatif di saat-saat kritis seperti ini. Teman-teman bisa mencoba untuk membuat kesan seolah-olah hendak "pergi bekerja" (iya, pergi bekerja ke kantor seperti biasanya!).

Itu artinya, teman-teman sebaiknya ...

ganti baju tidur dengan pakaian yang lebih formal
cuci muka
minum kopi/teh,
dsb yang akan memaksa kamu untuk melek dan terjaga selama bekerja nanti.

Begitu kamu mulai bekerja, duduk tegak dan fokuslah menuntaskan beban-beban pekerjaan yang ada. Lagi-lagi, penting saya tegaskan supaya teman-teman memperkokoh iman agar nggak gampang tergoda untuk rebahan di kasur sambil mengetik proposal saat kamu mulai merasa capek! Bahkan, lebih bagus lagi kalau teman-teman menganggap bahwa "kamar tidur = tempat sakral". Dengan begini, bagian dari rumah tersebut cuma memiliki satu fungsi saja, yakni sebagai tempat untuk tidur atau beristirahat! 😉

Sekali saja ruang tersebut beralih fungsi menjadi "kantor dadakan", bakal sulit untuk menghempaskan pikiran dan kekhawatiran soal pekerjaan-pekerjaan kita setiap waktu.

Kalau memungkinkan, buat ruang kerja darurat di ruang lain. Dapur atau ruang makan juga oke, kok!

Tapi, kecuali kamu beruntung tinggal di rumah besar bak istana (bukan seperti saya yang harus berpuas diri dengan kamar kos sempit 😂), maka bukan hal yang mustahil untuk mendapuk salah satu kamar kosong yang ada khusus sebagai "home office".

Hindari bekerja di tempat yang memiliki banyak gangguan

Menurut saya, salah satu kunci sukses bekerja dari rumah itu dengan pandai berpura-pura seakan-akan bahwa kita sedang bekerja di kantor, seperti hari-hari normal sebelumnya!

Nih, kalau lagi bekerja di kantor, memangnya kita bakal berhenti sejenak dan ijin pada atasan dengan alasan harus mencuci baju, streaming YouTube, atau menyapu-mengepel "bilik" kita? Nggak, 'kan? 😂

Jadi, jangan bekerja di ruangan yang akan menggoda atau mengalihkan fokus teman-teman.

Maksudnya, jangan bekerja selagi TV dan mesin cuci menyala! ❌

Sebaiknya tuntaskan dulu pekerjaan rumah tangga yang sifatnya mendesak sebelum mulai bekerja. Dengan begini, saya jamin kamu akan punya lebih banyak waktu lowong di malam hari untuk nonton serial kesukaan kamu di Netflix begitu pekerjaan kamu selesai!

Tetapkan batasan fisik dengan orang-orang rumah

Jika teman-teman sama seperti saya yang tinggal seatap dengan keluarga (atau mungkin sekamar dengan teman kos), bekerja dari rumah mungkin jadi satu kondisi yang cukup menantang buat dilakoni 😅

Bicara dari pengalaman, orang tua dan adik saya acapkali nggak ngeh kalau saya sedang bekerja, meskipun di depan mereka terpampang nyata seorang manusia yang nyaris gila bertarung melawan d-e-a-d-l-i-n-e! Huwaaa!

Eh, ini sungguhan, lho, apalagi kalau anggota keluarga atau teman sekamar kamu nggak pernah bekerja dari rumah sebelumnya, mereka mungkin berpikiran kalau,"Wih, enak dong, kerja dari rumah! Bisa bebas mau ngapain aja, he-he."

Eits, nggak segampang itu, Ferguso! 😂

Inilah sebabnya mengapa krusial untuk menciptakan batasan-batasan dengan orang-orang di sekitar kita, terutama saat kita harus bekerja dari rumah.

Beritahu orang-orang rumah kalau kamu akan bekerja selama beberapa saat (katakanlah, mungkin satu atau dua jam ke depan), dan minta dengan sepenuh hati agar mereka nggak mengacau kecuali ada keadaan darurat.

Saya nggak akan menganggap kamu berlebihan sekali pun kamu memasang tanda "jangan ganggu" di pintu kamar kamu, kok, kalau itu memang dirasa perlu. Dengan melakukan apa pun yang kamu bisa untuk menghindari gangguan, itu jadi kunci penting yang akan membantu kamu untuk senantiasa produktif!

Istirahat secukupnya

Ketika saya bilang "istirahatlah secukupnya" itu bukan berarti saya memperbolehkan kamu haha-hihi nonton video TikTok atau scrolling Instagram mantan, ya. That's a BIG NO.

Cobalah untuk beristirahat barang sejenak (kurang lebih 15 menit) setelah kamu bekerja keras selama 2 - 2,5 jam sebelumnya.

Idealnya, waktu istirahat kita haruslah terbebas dari interupsi barang-barang elektronik, sehingga kita akan memiliki cukup waktu untuk menyegarkan pikiran dan tubuh kita.

Mungkin, kamu ingin memanfaatkan waktu break ini untuk mengobrol bersama teman atau bermain dengan hewan peliharaan kamu.

Trik ini menyadarkan saya bahwa saya bisa jadi lebih produktif jika saya menjauh dari laptop saya selama beberapa saat untuk mengisi ulang baterai semangat saya!

Hindari isolasi total

Nggak bisa dipungkiri juga kalau terdapat satu sisi negatif yang kurang saya sukai dari skema bekerja dari rumah ini.

Saya ini termasuk seorang introvert yang cenderung ekstrovert.

Lho, maksudnya gimana, tuh? 😕

Jadi, begini. Walaupun performa bekerja saya berada di level terbaik ketika saya bekerja seorang diri, saya tetap menikmati bekerja sambil di kelilingi oleh orang-orang favorit saya dan terhubung dengan mereka dari waktu ke waktu.

Sedangkan, seperti yang kita ketahui bersama, working from home bisa dianggap sebagai momok yang cukup mengerikan bagi para ekstrovert karena program tersebut mengurangi porsi sosialisasi dan interaksi kita dengan orang lain.

Yah, meskipun terkadang rekan-rekan kerja kamu di kantor suka usil, tapi nggak ada yang seseru bekerja bareng orang-orang asik dan kocak yang bisa kamu ajak ngobrol seharian penuh!

Untuk mengantisipasi kesepian dan kebosanan karena minimnya jatah bertatap muka secara fisik dengan orang lain, sisihkan waktu demi menghubungi kawan-kawan kamu. Entah itu dengan menelepon mereka atau melakukan panggilan video beramai-ramai.

Final Note

Meskipun ada beberapa keuntungan yang dapat dipetik dari program work from home, ada satu-dua hal negatif yang mungkin akan kamu temui dari skema tersebut. Dan, kalau kamu nggak mampu bersikap profesional dalam mengatasinya, kamu mungkin akan sedikit kewalahan dengan rutinitas barumu sebagai seorang remote worker.

Beberapa tips yang bisa saya bagikan untuk sesama yang kini tengah bekerja dari rumah yaitu:
  1. Hindari bekerja di tempat tidur
  2. Hindari bekerja di ruangan yang memiliki banyak sumber gangguan/distraksi
  3. Tetapkan batasan fisik dengan penghuni rumah lainnya
  4. Istirahat secukupnya
  5. Hindari isolasi total
Dengan menguji langsung satu atau beberapa dari tips produktivitas di atas dan menentukan mana yang benar-benar sesuai buat kamu, kamu bisa meraih kepuasan yang setara jumlahnya dari work from home selayaknya apa yang kamu peroleh dari bekerja di kantor!

Bahkan, kesempatan ini juga bisa kamu manfaatkan untuk mendapatkan pemasukan sampingan dengan mengambil beberapa gigs menguntungkan yang bisa dikerjakan dari rumah, misalnya menjadi content writer, social media administrator, atau penerjemah.

Teman-teman, apakah kamu juga termasuk dari golongan para karyawan yang terdampak kebijakan "work from home"? Jika iya, apa tips produktivitas paling manjur yang kamu terapkan sehari-hari?


GIF by Giphy

No comments:

Post a Comment

Pssst: menulis komentar yang bijak dan enggak mengandung unsur SARA itu keren, lho. Cobain, deh.

Artikel Terkait